Sabtu, 20 Juni 2009

KASUS CICI PARAMIDA

Assmlkm. Wr. Wb.
Dalam hari-hari ini kita disajikan dengan berita Kekerasan lagi terhadap wanita. Setelah kasus manohara yang menghebohkan, sekarang giliran artis Cici Paramita yang mendapat perhatian, dan lagi lagi kekerasan terjadi dilakukan oleh pihak suami. Ebi dalam hal ini dilaporkan ke polisi telah melakukan tindakan kekerasan terhadap Cici Paramida istrinya. Dari keterangan Cici, Ebi telah kepergok satu mobil dengan wanita lain dikawasan puncak. Hal itu membuat Cici meradang karena setelah dihampiri suaminya itu hingga digedor-gedor kaca mobilnya sambil memanggil-manggil sang suami, malah membuat celaka Cici Paramida. Entah dengan sadar atau tidak sang suami itu menancapkan gasnya dan menabrakkannya ke sang istri… sungguh diluar dugaan tindakan itu. Tetapi pihak Ebi membantah keras telah melakukan hal itu. Dia melarikan diri “katanya” karena merasa terancam jiwanya karena ada indikasi percobaaan pembunuhan, perampokan atau tindakan kekerasan yang dilakukan. Itu pun tidak melihat keberadaan istrinya. (katanya lho)…
Setelah melakukan visum Cici Paramida melaporkan ke polisi. Hal itu membuat Ebi menjadi status tersangka dan sekarang telah di sel. Tapi pihak Ebi pun tidak tinggal diam, kinipun telah melaporkan istrinya balik ke kepolisian dan menempuh jalur hukum.
Dalam hal ini kita disuguhkan berita yang tidak mendidik dalam berumah tangga tentunya. Kita sebagai penonton bisa saja dibuat bingung dan heran. Kok bisa ya tindakan itu dilakukan terhadap pasangannya? Belum itu aja, itupun masih bisa menuntut balik dan tidak evaluasi diri. tentunya kalau mengakui perbuatannya, bisa-bisa mencemarkan nama baiknya sendiri.
Pandangan awam kalau dibawa jalur hukum
Dalam hal ini kita tidak bisa memutuskan mana yang paling benar atau yang salah. Ini tinggal pintar-pintarnya tim kuasa hukum untuk membela mati-matian kliennya dalam proses hukum, tentunya dengan bukti yang kuat. Setelah mengamati beberapa kasus terjadi, meski pihak media memaparkan dengan akurat dari kedua versi cerita yang berbeda tetapi orang sedikit bisa menyimpulkan meski belum diputuskan secara hukum. Tetapi dari semua kasus kalau dibawa ke jalur hukum tidak sampai disitu. Perlu proses panjang hingga keputusan pengadilan orang dinyatakan bersalah, bahkan itupun kalau tidak puas bisa banding sampai tingkat MA.
Banyak kasus ditangguhkan atau diteruskan tergantung pihak-pihak yang “kuat” tentunya. Kuat dalam hal ini bisa banyak arti, dan anda dapat mengartikannya sendiri-sendiri. Misalnya begini : saya baca Koran bisa saja tersangka ditangguhkan penahanannya kalau ada jaminan. Andai saja jaminannya uang, apakah orang kecil dapatkan hal tersebut? Atau seseorang yang mempunyai jabatan tertentu dan menjamin tersangka tersebut. Kalau orang kecil tidak punya semua itu terus bagaimana? Kalau orang berada punya segalanya akan sangat berbeda langkahnya dan perlakuannya dengan orang yang “tidak punya”. Seperti kasus; Prita mulyasari. Negara kita ini Negara Hukum katanya ….dan Semoga hukum di Indonesia terus semakin dewasa dan bijaksana. Karena banyak orang yang tidak tahu hukum (seperti yang nulis ini..he..he) tetapi tidak mau dipermainkan secara hukum.
Pandangan awam dari faktor kesenangan
Ada istilah, “Kalau lelaki godaannya wanita, tetapi Kalau wanita godaannya harta”. Seorang wanita tentunya kalau menikah jangan hanya melihat nomor satu hartanya yang dibelakang seorang lelaki yang mau dinikahinya itu. Begitu pula seorang lelaki jangan hanya cantiknya aja yang nomor satu untuk menikahi wanita tersebut.
Coba renungkan istilah ini mungkin banyak benarnya kalau kita tidak hati-hati. Banyak bukti terjadi tidak perlu menyebutkan satu persatu. Kita sudah bisa mengira / menebak contoh artis yang seperti itu (tidak semua artis lho..), tentunya yang kasus rumah tangga kawin atau cerai atau kawin-cerai.
Ada lagi istilah, Kata orang “Pagar Tetangga Lebih Hijau dari Pagar Rumah Sendiri”. Secantik-cantiknya istri kita tetap kalah dari istri orang lain atau wanita lain. Benarkan itu? …jawabannya tergantung dari kebutuhan nafsu kita sebagai lelaki. Bukti konkrit, gak percaya.. Banyak terjadi Setelah merasa menikahi wanita yang paling cantik tetapi setelah itu tetap saja menoleh ke wanita lain. Itu namanya penyakit..he..he dan ada syetannya, mau tahu, buktinya? Begini…
Pandangan awam dari segi agama
Biasanya seseorang kalau diikat oleh tali perkawinan nafsunya tidak sehebat kalau sebelum menikah kalau bersinggungan dengan lawan jenis. Karena syetan atau iblis itu paling benci dan menangis kalau manusia telah melangsungkan tali perkawinan secara islam dan sebaliknya, syetan akan senang dan meniupkan api nafsu apabila tidak menikah tetapi dekat lawan jenis. Ada hadist mengatakan Kalau kita berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya maka yang ke-tiganya yaitu syetan. Syetan itu mengajak sebanyak-banyaknya teman untuk ikut ke Neraka. Aku tidak mau ikut… syetan Laknatullah. Ingat jangan dekati ZINA… mendekat saja tidak boleh apalagi melakukan. Na’udzubillah min dzalik.
Waduh udah ah.. kepanjangan komentarnya nanti malah bosan dibaca.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dalam hidup berumah tangga tentunya dengan mengharapkan kebahagiaan, dan jauh dari kasus-kasus yang terjadi.
Semoga Allah SWT memberi hidayah kepada kita semua dan memberi rahmat kepada rumah tangga kita.
Baiti jannati, Rumahku Syurgaku. ..amiin. Wallahu’alam bishawab.
Wassmlkm.Wr.wb.
Kunjungi lainnya di “Bekam“ Pengobatan ala Nabi Muhammad Saw..

Tidak ada komentar: